Archives

Monday, September 5, 2011

Bersama Dakwah

Bersama Dakwah


Langkah Turki Inspirasi Mesir, Rakyat Tuntut Usir Dubes Israel

Posted: 05 Sep 2011 06:11 PM PDT


Pemimpin perlawanan rakyat Swiss pada perang tahun 73 Syaikh Hafidz Salamah, meminta Dewan Militer Mesir mengambil tindakan seperti dilakukan pemerintah Turki dengan mengusir dubes Israel dari Kairo.

Syaikh Salamah mengatakan, Turki telah berani bersikap tegas dan terhormat dengan mengusir dubes Israel, setahun setelah peristiwa pembantaian Armada Kebebasan Turki. Pada saat yang sama dengan serangan brutal terhadap Mavi Marmara itu Israel juga membantai tujuh tentara Mesir setelah Angkatan Udara Zionis melanggar territorial zona udara kedaulatan Negara Mesir. Mestinya, Mesir juga bisa melakukan langkah tegas seperti Turki.

Sebelumnya, sejumlah elemen politik dan partai berikut pada budayawan meminta pemerintah Mesir mengusir dubes Zionis dari Kairo, sebagai reaksi terhadap kejahatan Israel yang terus menerus terhadap tentara Mesir di perbatasan hingga tewasnya sejumlah personel di antara mereka.

Kejahatan Israel atas Mesir tidak terbatas pada pembantaian terhadap tujuh tentara tahun lalu. Dalam sejumlah kesempatan, intelijen Israel beroperasi di mesir dan memperkeruh situasi politik dan keamanan. Disebut-sebut, salah satu akibat operasi itu adalah bentrok antara pemuda Mesir dengan pasukan keamanan, Mei, serta ketegangan sektarian awal April lalu. [AN/IP/bsb]

Tarbiyah Ruhiyah

Posted: 05 Sep 2011 08:53 PM PDT


Judul Buku : Tarbiyah Ruhiyah
Penulis : Sa'id Hawwa
Penerbit : Era Adicitra Intermedia, Solo
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Rajab 1431 H/Juni 2010
Tebal Buku : x + 238 halaman

***

Bagi aktifis dakwah, tarbiyah ruhiyah adalah sebuah keniscayaan. Jika dalam ranah individu seorang mukmin membutuhkan tiga aspek tarbiyah, maka tarbiyah ruhiyah menempati posisi yang sangat penting melebihi tarbiyah lainnya; fikriyah dan jasadiyah.

Kita pun menjumpai banyak ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya tarbiyah ruhiyah. "Qad aflaha man zakkaahaa...", "Qad aflaha man tazakkaa...", dan seterusnya. Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW pun dinyatakan oleh Allah dalam kitab-Nya dalam rangka men-tazkiyah umatnya. Tazkiyah memiliki korelasi yang sangat erat dengan tarbiyah ruhiyah, kalau tidak boleh disebut nama lainnya. Karenanya dalam buku tarbiyah ruhiyah ini, kita mendapatkan titik tekan pembahasan Sa'id Hawa juga bermuara pada tazkiyatun nafs.

Buku Tarbiyah Ruhiyah merupakan terjemahan dari Tarbiyatuna Ar-Ruhiyah. Ia merupakan salah satu buku dari trilogi Tarbiyah Ruhiyah Sa'id Hawwa. Didahului dengan pembahasan mengenai syumuliyatul Islam pada bab pertama. Pada bab itu, Sa'id Hawwa memaparkan posisi tarbiyah ruhiyah yang memiliki akar hujjah dalam Islam yang komprehensif serta penegasan istilah dalam ranah "tarbiyah ruhiyah" agar pembaca tidak salah menangkap makna sebuah istilah dalam pembahasan berikutnya. Penegasan istilah itu dipandang perlu karena adanya dua atau lebih makna pada satu istilah yang sama. Misalnya hati, ruh, nafsu, dan akal.

Empat istilah itu kemudian dibahas secara mendetail di bab 2, dalam perspektif tasawuf. Sa'id Hawwa menegaskan bahwa ilmu tasawuf tidak membahas hakikat ruh, yang ditekankan adalah bagaimana agar ruh seorang manusia bisa mendapati kebersamaan Allah. Yaitu melalui penghambaan yang murni, belajar pada ahli makrifat dan mengikuti jejak mereka, serta berzikir dan mengingat akhirat. Pembahasan hati diawali dengan jenis-jenis hati dalam Al-Qur'an lalu diakhiri dengan bagaimana menyehatkan atau me"rehabilitasi" hati. Akal juga demikian; disebutkan pembagiannya lalu bagaimana memperlakukannya menuju perjalanan ruhani. Sedangkan pembahasan nafs, diarahkan pada tazkiyatun nafs dengan merekomendasikan ilmu apa yang diperlukan untuknya.

Pada bab 2 "Kajian Ilmu Tasawuf" ini, juga dilengkapi dengan penjelasan posisi ilmu tasawuf dalam kaitannya dengan aqidah, fiqih, serta sisi manifestasi Al-Qur'an dan Sunnah.

Pada bab 3 dan 4 kita diajak Sa'id Hawwa untuk mendalami "Perjalanan Menuju Allah". Perjalanan menuju Allah dalam istilah Sa'id Hawwa tidaklah berbeda jauh dengan tazkiyatun nafs maupun "perjalanan ruhani" yang disebut pada bab-bab sebelumnya. Karenanya Sa'id Hawwa mengawali pembahasan bab ini dengan menyebutkan definisi "perjalanan menuju Allah" sebagai "proses beralihnya jiwa yang kotor dan tercemar menuju jiwa yang suci lagi tersucikan; peralihandari akan non-syar'i menuju akal syar'i, dari hati yang kafir menuju hati yang mukmin; atau dari hati yang fasik, sakit, dan keras menuju hati yang tenang, tenteram, dan sehat."

Maka, perjalanan menuju Allah menurut Sa'id Hawwa haruslah melalui dua rukun, yaitu ilmu dan dzikir. "Ilmu adalah penerang jalan, sedangkan zikir adalah bekal perjalanan dan sarana pendakian pada jenjang yang lebih tinggi," tulis Sa'id Hawwa pada halaman 107.

Bab-bab berikutnya diarahkan pada kalbu sebagai pusat garapan tarbiyah islamiyah dengan wirid harian dan latihan ruhani sebagai langkah terapinya. Di sinilah, tarbiyah ruhiyah Sa'id Hawwa ini berbeda dengan pendekatan tasawuf yang sering kali memiliki jalan (thariqat) yang aneh-aneh. Sa'id Hawwa tetap berpijak pada dalil Al-Qur'an dan Sunnah dalam menjelaskan ilmu tasawuf dan tarbiyah ruhiyah ini, lalu pada latihan ruhani juga tetap dalam koridor ittiba' kepada Rasulullah SAW. Diantara latihan ruhani yang direkomendasikan Sa'id Hawwa untuk men-tarbiyah ruhiyah adalah:
1. Shalat fardhu lima waktu dengan berjamaah
2. Menegakkan shalat Dhuha, tahajud, dan shalat witir
3. Melakukan sunah-sunah rawatib
4. Melaksanakan shalat tasbih setiap hari, jika memungkinkan
5. Mengatur dan menentukan saat pengkhataman Al-Qur'an secara khusus bagi dirinya selama latihan berlangsung
6. Menyibukkan diri dengan wirid-wirid, dari istighfar sampai salawat Nabi
7. Membaca wirid yang berkaitan dengan sesuatu. Seperti wirid shalat, doa dan wirid pagi dan petang, dan sebagainya
8. Berpuasa pada hari-hari yang memungkinkan
9. Membiasakan sedikit makan, sedikit bicara dan sedikit bergaul.

Akhirnya, buku ke-19 dari 100 Buku Pengokohan Tarbiyah ini perlu untuk dibaca oleh aktifis dakwah. Beratnya pembahasan teori pada bab-bab awal akan membuahkan pemahaman yang sistematis jika terus diikuti hingga pada bab-bab akhir yang bersifat praktis aplikatif. Melalui wasilah buku Tarbiyah Ruhiyah ini, semoga kita menjadi aktifis dakwah yang terus concern pada tarbiyah ruhiyah di manapun peran kita dan di mihwar apapun kita berada. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin]

Dalam bentuk E-Book, Tarbiyah Ruhiyah Bisa Didownload Di Sini

Relawan ACT Dr Aisha Wardhana Diculik Orang Bersenjata di Somalia

Posted: 04 Sep 2011 11:27 PM PDT


Relawan ACT Dr Aisha Wardhana Diculik Orang Bersenjata di Somalia - Relawan medis Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dr Aisha Wardhana diculik di wilayah konflik Somalia. Aisha Wardhana terbang ke Mogadishu, Somalia, sendirian setelah tim ACT tiba dan menunggu di sana sejak 20 Agustus lalu.

Kabar yang ACT terima, Aisha Wardhana hilang di antara Nairobi (Kenya) dan Mogadishu (Somalia) sejak 31 Agustus 2011.

Informasi diculiknya Aisha diterima ACT melalui Charles Etoundi, local guide Aisha selama di Afrika, Ahad malam (4/9). Etoundi kebetulan membawa blackberry milik Aisha sebelum diculik. Etoundi mengaku tak tahu pasti siapa yang menculik Aisha.

"Yang jelas orang-orang bersenjata," tuturnya.

Semula, Aisha Wardhana akan berangkat bersama Indonesia ACTion Team for Somalia, Jumat (19/8). Indonesia ACTion Team for Somalia adalah tim kemanusiaan yang diberangkatkan oleh Komite Indonesia untuk Solidaritas Somalia (KISS). KISS digagas Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan dideklarasikan Jumat (19/8) di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta sebagai respons Indonesia atas bencana kelaparan di Somalia.

Namun, karena akan menikah, dia menunda keberangkatan dan berjanji menyusul ke Somalia dengan biaya sendiri. Akhirnya, Aisha Wardhana berangkat dari Jakarta ke Singapura, lalu ke Qatar pada 25 Agustus. Di Qatar, dokter ahli bedah plastik ini mengaku melayani pasiennya. "Saya akan segera ke Nairobi lalu ke Mogadishu," demikian yang ditulis BBM Aisha tanggal 29 Agustus.

Setelah itu, tak ada kabar lagi dari Aisha Wardhana. "Komunikasi terakhir kami dengan dokter Aisha pada 29 Agustus 2011. Dia mengabarkan ada di Qatar," kata Vice President Partnership and Communication Aksi Cepat Tanggap, Syuhelmaidi Syukur.[AN/bsb]

No comments:

Post a Comment

please visit again

Total Pageviews