* Turki Hentikan Semua Hubungan Kerjasama dengan Israel
* Manfaatkan Tragedi Kelaparan, Israel Curi Organ Tubuh Anak-anak Somalia
* 38 Persen Orang Eropa Alami Gangguan Jiwa
Turki Hentikan Semua Hubungan Kerjasama dengan Israel
Setelah mengusir duta besar Israel Jum'at lalu (2/9), kini Pemerintah Turki membatalkan semua hubungan kerjasama dengan negara Zionis itu.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya "memutus total" hubungan pertahanan dengan Israel, setelah menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan negara itu. Hubungan kerjasama yang lain juga dibatalkan menyusul "kebebalan" Israel yang tidak mau meminta maaf atas penyerangan terhadap kapal Mavi Marmara yang menewaskan 9 warga Turki, Mei tahun lalu.
"Hubungan dagang, militer, menyangkut industri pertahanan, kami hentikan," katanya kepada wartawan di Ankara, sebagaimana diberitakan BBC, Selasa (6/9).
"Kami telah mengambil beberapa langkah Dan kami bertekad untuk mempertahankan kebijakan yang kami ambil.. Mulai besok, kita akan menurunkan hubungan diplomatik kita dengan Israel sampai ke tingkat sekretaris kedua. Kami juga menghentikan hubungan komersial kami, hubungan militer dan industri pertahanan. Langkah kebijakan kami akan diikuti oleh sanksi yang lainnya", ujar Erdogan menyusul tidak diindahkannya tuntutan Turki agar Israel juga mencabut embargo terhadap Gaza.
Langkah terbaru Turki ini dinilai akan berpengaruh besar pada zionis, sebab Erdogan memutuskan untuk membatalkan semua perjanjian meliputi Perjanjian Perdagangan Bebas, Perjanjian kerjasama Komersial, Ekonomi, Industri, Teknis dan Ilmiah, Perjanjian Pencegahan Pajak Berganda, Kesepakatan Dorongan dan Perlindungan Investasi, Perjanjian tentang Bantuan Bea Administrasi, Kerjasama Komite Ekonomi Bersama Turki-Israel (JEC), Kerjasama Nota Jangka Pertama Turki-Israel JEC, Pertemuan Jangka Kedua Turki-Israel JEC, Pertemuan Jangka Ketiga Turki-Israel JEC, Kesepakatan Kerjasama Standardisasi dan Metrologi, Kerjasama Perjanjian standarisasi lembaga Turki-Israel. [AN/bsb]
Manfaatkan Tragedi Kelaparan, Israel Curi Organ Tubuh Anak-anak Somalia
Posted: 06 Sep 2011 06:16 PM PDT
Media massa Turki melaporkan bahwa Israel mencuri organ tubuh anak-anak Somalia. Berdasarkan laporan tersebut, hingga kini terjadi banyak pengiriman organ tubuh anak-anak Somalia ke Israel.
"Zionis Israel menggunakan kesempatan dalam tragedi kelaparan di Somalia untuk mencuri organ tubuh anak-anak Somalia," tulis sumber Ankara.
Di Somalia sendiri, warga yang ditimpa kelaparan takut jika anaknya yang sakit dikirim ke rumah sakit karena ada yang meninggal setelah dirawat di sana. Dikhawatirkan pula, bahwa selama di rumah sakit bukan hanya terjadi proses pengobatan tetap juga operasi pengambilan organ.
"Saya tidak ingin mengirim anak saya ke rumah sakit dokter tanpa batas, karena salah satu anak saya meninggal setelah saya kirim kesana untuk berobat," kata salah seorang warga korban kelaparan.
Kelaparan yang melanda Somalia dalam beberapa pekan terakhir terus meluas. Akibat kepalaran itu sepertiga anak-anak Somalia terancam tewas. Kondisi terakhir menurut PBB, empat juta orang kini dalam situasi krisis dan 750 ribu orang terancam meninggal akibat tragedi kelaparan di Somalia itu.
Selain pencurian organ melalui rumah sakit saat anak korban kelaparan dirawat, modus pencurian organ juga bisa dilakukan dengan mencurinya dari mayat anak-anak yang telah meninggal. [AN/bsb]
38 Persen Orang Eropa Alami Gangguan Jiwa
Posted: 05 Sep 2011 11:22 PM PDT
38 Persen Orang Eropa Alami Gangguan Jiwa - Sekitar 38 persen atau 165 juta warga di negara-negara Eropa menderita sakit jiwa dan gangguan ketidakseimbangan otak. Rata-rata mereka menderita gangguan seperti depresi, kegelisahan, dan susah tidur (insomnia). Demikian hasil penelitian baru yang dipimpin oleh Hans Ulrich Fitschen, Direktur Institut Psikologi Klinis dan Psikoterapi di Universitas Dresden Jerman.
Fitschen melakukan penelitiannya di 30 negara, yakni 27 negara anggota Uni Eropa di tambah Swiss, Islandia, dan Norwegia.
Penyakit jiwa dapat menambah beban ekonomi dan sosial masyarakat. Penderita juga tidak akan dapat bekerja dengan baik dan hubungan dengan pasangannya cenderung berakhir dengan kehancuran. Penyakit mental itu menjadi tantangan terbesar bagi dunia kesehatan di Eropa abad ke-21 ini.
Hasil penelitian itu ditampilkan di European College of Neuropsychopharmacology (ENCP) hari ini (6/9).
Penyakit jiwa juga menjadi penyebab utama kematian dan cacat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan pada 2020 mendatang, depresi akan menjadi salah satu ancaman. Mereka yang terkena penyakit mental ini tidak hanya terancam kehilangan pekerjaannya saja, namun juga dapat meruntuhkan hubungan pribadinya. [AN/bsb]
bersama dakwah,bersama dakwah islam
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610
No comments:
Post a Comment
please visit again