Bersama Dakwah |
- Bank Dunia: 20 Tahun Lagi Turki Menjadi Negara Terkaya
- 6 Tahun Unjuk Rasa, Akhirnya Israel Bongkar Tembok Bilaen
- Amandemen, Bangladesh Akan Pertahankan Islam Agama Negara
- Zionis Latih Warganya Sembunyi dari Serangan Roket
- 5 Kiat Bisnis Islami ala Aa Gym
- Bagaimana Mencari Menantu untuk Anak (Didik) Kita
Bank Dunia: 20 Tahun Lagi Turki Menjadi Negara Terkaya Posted: 22 Jun 2011 09:15 PM PDT ![]() Bank Dunia: 20 Tahun Lagi Turki Menjadi Negara Terkaya - Turki akan menjadi salah satu negara terkaya dalam 20 tahun ke depan. Turki juga akan menjadi 15 besar tiang ekonomi global yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi negara lain dalam 25 tahun mendatang. Demikian seorang pejabat Bank Dunia memprediksikan, Rabu (22/6). "Pada tahun 2025, Turki akan menjadi salah satu dari 15 tiang global dan akan memainkan peran untuk mempengaruhi negara lain," kata Mansoor Dailami, manajer kelompok dari Emerging Global Trends Team of the Development Prospects di Bank Dunia. Dalam pertemuan di Ankara pada rilis laporan Bank Dunia yang berjudul, "Perspektif Pembangunan Global 2011" itu, Dailami mengatakan Turki dengan perkembangannya yang relatif seimbang ditambah dengan banyaknya permintaan penanaman modal asing dan domestik yang semakin tumbuh akan menjadikannya sebagai salah satu negara terkaya dalam 20 tahun mendatang. "Perekonomian Turki menjadi pertanda baik bagi masa depan dengan populasi kaum muda yang membutuhkan investasi yang cukup besar dalam pendidikan," kata Dailami menambahkan. Perekonomian Turki meningkat sejak beberapa tahun terakhir, pasca pemerintahan AKP tahun 2002. Kemajuan ekonomi itu juga yang disinyalir menjadi salah satu kunci kemenangan AKP pada pemilu 2007 dan pemilu 2011 pekan lalu. [AN/bsb] |
6 Tahun Unjuk Rasa, Akhirnya Israel Bongkar Tembok Bilaen Posted: 22 Jun 2011 06:55 PM PDT ![]() 6 Tahun Unjuk Rasa, Akhirnya Israel Bongkar Tembok Bilaen - Konsistensi warga Bilaen berunjuk rasa hingga 6 tahun lamanya kini membawa hasil. Pasukan Israel mulai menghilangkan tembok pagar kawat yang ada di desa kawasan Tepi Barat itu, Rabu (22/6). Tembok Bilaen merupakan tembok yang membatasi desa itu sepanjang 2 KM. Mahkamah Israel sendiri telah menetapkan untuk menghilangkan tembok itu sejak empat tahun lalu. Dengan pembongkaran tembok itu berarti telah mengembalikan sekitar 1020 acre lahan warga desa tersebut. Tembok Bilaen selama ini telah menghalangi warga sampai ke sana. Saksi mata menegaskan, saat pembongkaran, sejumlah buldoser besar Israel menghilangkan tugu pengintai yang dipasang oleh Israel untuk mengawasi warga yang melintas atau berusaha melompatnya. Warga Belein sendiri secara rutin setiap hari Jumat menggelar aksi unjuk rasa sejak enam tahun lalu dengan diikuti oleh relawan asing. Selama unjuk rasa ini sekian tahun itu, seorang pemuda Palestina dan saudara perempuannya dari keluarga Abu Rahmah meninggal syahid dan puluhannya lainnya luka-luka. [AN/IP] |
Amandemen, Bangladesh Akan Pertahankan Islam Agama Negara Posted: 22 Jun 2011 06:18 PM PDT ![]() Amandemen, Bangladesh Akan Pertahankan Islam Agama Negara - Bangladesh akan mempertahankan Islam sebagai agama negara dalam amandemen yang sedang diusulkan pemerintah terhadap konstitusinya. Demikian ungkap seorang menteri, Selasa (21/6). Keputusan itu dibuat Senin (20/6) malam pada pertemuan kabinet, kata menteri itu kepada AP, dengan meminta namanya jangan disebut disebabkan sensitifnya pembahasan tersebut. Sebuah komite khusus pemerintah menyiapkan proposal untuk amandemen, dan pemerintah akan mengirimkan usulan tersebut ke parlemen agar menjadi produk hukum. Pemerintah mengatakan, perubahan yang diusulkan tidak akan mempengaruhi sistem hukum. Tetapi warisan dan hukum keluarga lain tetap didasarkan pada agama. Bangladesh meraih kemerdekaan dari Pakistan pada tahun 1971 dengan bantuan dari India melalui perang sembilan bulan berdarah. Konstitusi awal disusun oleh pemimpin kemerdekaan Sheikh Mujibur Rahman, ayah dari Perdana Menteri Hasina Wajed saat ini. Setelah pembunuhan Rahman dalam kudeta militer pada tahun 1975, penguasa militer membuat serangkaian amandemen konstitusi. Seorang mantan penguasa militer mendeklarasikan Islam sebagai agama negara pada tahun 1988 dengan mengamandemen konstitusi, tanpa mempengaruhi sistem hukum sekuler Bangladesh yang didasarkan pada hukum Inggris. Beberapa pengamat melihat, kebijakan pemerintah terbaru ini sebagai kompromi, sebab Hasina selama kampanye pemilu Desember 2008 mengatakan akan mengembalikan lagi ke konstitusi 1972 jika duduk dalam kekuasaan. Usulan baru ingin mengembalikan ketentuan-ketentuan sekularisme, tetapi tetap Islam sebagai agama negara. Menurut menteri itu, Kabinet memutuskan untuk mempertahankan Islam sebagai agama negara karena mempertimbangkan realitas nasional. [AN/Hdy] |
Zionis Latih Warganya Sembunyi dari Serangan Roket Posted: 22 Jun 2011 05:56 AM PDT Zionis Latih Warganya Sembunyi dari Serangan Roket - Menghadapi kemungkinan perang, Israel telah melatih warganya beberapa hari ini untuk bersembunyi dari serangan roket. Latihan ini menyusul skenario pertahanan yang telah diserahkan para walikota ke pemerintah pusat pekan sebelumnya. Latihan yang digelar hingga di Tel Aviv ini menandaskan Israel benar-benar yakin bahwa roket-roket Negara Arab bisa menjangkau ke pusat-pusat kota besar Israel. Latihan yang hari ini mencapai puncaknya juga disinyalir merupakan indikator bahwa perang akan terjadi tidak lama lagi. Sejumlah sumber menyebut September mendatang. Radio Israel memberitakan akan meluncurkan sirene peringatan dalam rangka lingkup latihan dua kali sekitar jam 11 pada sore dan jam tujuh malam ini. Warga akan diminta untuk mengungsi ke daerah-daerah aman dan bersembunyi ke dalam bunker serta tempat penampungan yang aman begitu mereka mendengar suara sirene. Selain melatih warga menghadapi serangan roket dengan berlindung di bawah tanah, Israel juga berencana mengaktifkan peringatan dini melalui telepon seluler jika dideteksi ada serangan roket. Sebelumnya pada Ahad (19/6), Militer Israel melakukan tes pada sistem peringatan situasi darurat melalui SMS, sebagai bagian dari rangkaian latihan menyeluruh mensimulasikan terjadinya perang yang mengancam "fron internal" Israel itu. Militer Israel berusaha menggunakan sistem ini sebagai dukungan untuk sistem sirene situasi darurat, dalam serangkaian latihan militer besar-besaran yang dilakukan untuk mensimulasikan kondisi perang terhadap front internal Israel. [AN/IP] |
5 Kiat Bisnis Islami ala Aa Gym Posted: 22 Jun 2011 12:47 AM PDT ![]() 5 Kiat Bisnis Islami ala Aa Gym - Pendiri Manajemen Qalbu, Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym, memaparkan kiat bisnis dalam talkshow Merentas Bisnis Langit di Jakarta, Rabu (22/6). Di Hotel Sahid Jaya itu Aa Gym menjelaskan kiat bisnis Islami yang disingkat menjadi 5 rumus. Pertama, niat itu harus tulus. "Orientasinya harus Allah. Uang itu apa sih, cuma uang pindah. Gimana ngga stres kita lihat uang pindah," kata dia. Kedua, bisnis harus membuat ibadah jadi bagus. Aa Gym mengatakan berbisnis itu pada prinsipnya jangan sampai mengganggu ibadah seorang Muslim. Sebab, keberhasilan seorang Muslim dalam berbisnis tidak terlepas dari izin Allah. Ketiga, bisnis harus membuat hidup semakin lurus. Keempat, dalam berbisnis itu ikhtiar harus semakin lurus. Kelima, berbisnis harus membuat tobat berjalan terus menerus. "Kelima kunci ini yang akhirnya membuat rezeki lah yang mengejar kita. Kalau bisnis berorientasi uang, pemikiran terlalu rendah. Yang kita takuti adalah jangan sampai bisnis menjauhkan kita dari Allah," kata Aa Gym dengan suaranya yang khas. [AN/Rpb] |
Bagaimana Mencari Menantu untuk Anak (Didik) Kita Posted: 22 Jun 2011 12:54 AM PDT ![]() Jika saatnya tiba, kita akan melakukan pekerjaan ini: mencari. Mencari menantu untuk menjadi pendamping anak kita, memilihkan yang terbaik untuknya. Bukan hanya untuk anak kandung kita. Kita juga dituntut untuk (membantu) mencari menantu untuk anak didik kita. Di sinilah salah satu peran pembina sebagai walid (orang tua). Sebagai orang tua, tentu kita menginginkan yang terbaik untuk anak (didik) kita. Kita ingin keluarga yang dibangun anak-anak kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Kita juga menginginkan keluarga mereka adalah keluarga dakwah; dimulai dari pembentukan usrah muslimah (keluarga islami) yang menjadi teladan bagi keluarga di kanan kiri hingga mempengaruhi masyarakat menjadi islami. Dalam kerangka tujuan itu, pertimbangan pertama mencari menantu adalah pertimbangan iman; agamanya! Tidak ada toleransi bagi kita untuk memilih calon menantu dari luar Din yang benar ini. "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu..." (QS. Al-Baqarah : 221) Rasulullah SAW juga menunjukkan betapa agama harus menjadi pertimbangan pertama melebihi pertimbangan lainnya: "Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, (jika tidak) maka celakalah kamu". (HR. Jamaah kecuali Tirmidzi) Bagaimana orang tua bisa "memastikan" calon menantunya memiliki kualitas agama yang baik? Umar bin Khattab pernah mencontohkan untuk kita. Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, Umar bin Khatab berkeliling untuk memperhatikan sendiri keadaan rakyatnya. Tanpa sengaja, terdengarlah olehnya percakapan antara ibu dan anak perempuannya dari sebuah rumah. "Nak, campurkanlah susu ini dengan air," kata sang ibu bermaksud mendapat keuntungan lebih besar. "Jangan ibu. Amirul mukminin sudah membuat peraturan untuk tidak menjual susu yang dicampur air," jawab sang anak. "Tapi banyak orang melakukannya Nak, campurlah sedikit saja. Toh Amirul Mukminin tidak mengetahuinya," sang ibu mencoba meyakinkan anaknya. "Ibu... Amirul Mukminin mungkin tidak mengetahuinya, tapi, Allah pasti mengetahuinya," tegas si anak menolak. Mendengar percakapan ini, menangislah Umar bin Khattab. Terpesona dengan keimanan gadis itu, ia pun memilihkannya untuk menjadi pendamping putranya, Ashim bin Umar bin Khattab. Dari mereka berdua lahirlah Laila yang dikenal dengan nama Umu Ashim. Setelah Umu Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan, dari keduanya lahirlan Umar bin Abdul Aziz; pemimpin fenomenal pada zaman kekhilafahan Bani Umayyah yang oleh sebagian ulama dimasukkan dalam khulafa'ur rasyidin. Dalam kesendirian, ketika seseorang merasa tidak ada orang lain yang memperhatikan, tidak ada orang lain yang mendengar, maka ucapan dan perbuatannya bukanlah rekayasa atau pura-pura. Itu asli. Dan dari dialog itu kesimpulan Umar tidak meleset. Ia tepat untuk putranya. Cara kedua mengetahui kualitas agama calon menantu adalah melihat kebiasaannya. Kebiasaan dalam waktu yang sangat lama. Sa'id bin Musayyab adalah salah seorang tabi'in yang mencontohkan memilih menantu dengan cara ini. Suatu hari, Abdul Malik bin Marwan melamar putrinya untuk putra mahkota Walid bin Abdul Malik. Sa'id bin Musayyab tidak silau oleh harta dan jabatan, ia menolak lamaran itu karena alasan agama. Dalam waktu yang tidak lama, salah seorang santrinya ditinggal mati oleh istrinya. Nama santri itu Kutsayyir bin Abi Wada'ah. "Apakah engkau tidak ingin menikah?," tanya Sa'id bin Musayyab kepada santrinya itu. "Siapakah yang mau dengan aku, wahai Syaikh?" jawab Kutsayyir ragu untuk segera menikah lagi di tengah kemiskinannya. Namun Sa'id bin Musayyab dengan mantab memilihnya menjadi menantu, hanya dengan mas kawin dua dirham. Cara ketiga adalah dengan mengamati siapa temannya. Jika teman-temannya adalah komunitas yang shalih, maka kita bisa menanyakan bagaimana kualitas calon menantu itu dari mereka. Setelah keimanannya tidak diragukan, berikutnya adalah faktor harmony; yang dengannya sakinah bisa lebih memungkinkan dibangun dalam hari-hari panjang berkeluarga. Harmony tidak selalu harus sama; seperti nada yang berbeda namun ketika dipadukan menghasilkan musik yang merdu, atau dua warna membentuk gradasi yang indah. Di sini orang tua bisa menggunakan "feeling" dan "firasat" nya. Semakin berpengalaman orang tua memilihkan untuk anak-anak (didik) nya, semakin terasah ia memprediksikan harmony antar keduanya, meskipun hanya sekilas tahu sosok calon menantunya. Tidak selamanya tepat memang. Sebab harmony ditentukan oleh banyak faktor yang tidak selalu sama; karakter atau kepribadian antara keduanya, tingkat intelektual, lingkungan atau latar belakang keluarga, usia hingga fisiknya. Harmony yang kita firasatkan dapat diketahui kebenarannya jika pada saat ta'aruf anak (didik) kita dengan jujur mengatakan persetuannya, tidak ada keberatan. Jika hati menolak karena ketidakterpautan jiwa, pernikahan bisa menjadi berbahaya. Hadits Ibnu Abbas mengajarkan kepada kita. Dari Ibnu Abbas RA, bahwasannya istri Qais bin Tsabit datang kepada Nabi SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, Tsabit bin Qais, aku tidak mencela agama dan akhlaknya, akan tetapi aku tidak ingin kafir (karena durhaka pada suami) setelah aku masuk Islam." Maka Rasulullah SAW bersabda: "Apakah kamu bersedia mengembalikan kebunnya (yang ia berikan sebagai mahar)?." Dia menjawab: "Ya". Maka Nabi bersabda (kepada Qais): "Terimalah kebun itu dan ceraikanlah ia dengan thalaq satu". (HR. Bukhari) Keterpautan jiwa seperti itu perlu dimiliki oleh kedua insan yang akan melangsungkan pernikahan. Adapun cinta yang lebih dalam, ia akan berkembang sejalan dengan hari-hari yang dilalui bersama oleh keduanya kelak. Jika hadits Istri Qais mengajarkan ketiadaan rasa suka bisa menyiksa jiwa dan mengakhiri ikatan rumah tangga, sesungguhnya pernikahan memerlukan modal awal kimia jiwa itu; sebagai tunas cinta yang akan menjulang mengangkasa. "Jauh sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik," kata Anis Matta dalam Serial Cinta, "ia terlebih dahulu bertaut di alam jiwa. Jika ada pertemuan fisik yang tidak didahului oleh pertemuan jiwa itu bukanlah cinta." Menentukan berdasarkan "firasat" harmony juga kebijaksanaan tersendiri bagi seorang pembina. Seorang pembina mendapati mad'unya ketika mengajukan "proposal" mengatakan: "Terserah antum, yang antum pilihkan insya Allah yang terbaik buat ana." Namun pembina itu telah belajar dari proses-proses sebelumnya. Maka, biidnillah, pilihan-pilihannya selalu diamini oleh mad'u-mad'unya. Dan mereka kini telah mengayuh bahtera, seraya mengutip judul buku Asma Nadia: "sakinah bersamamu." Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin] |
You are subscribed to email updates from Bersama Dakwah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment
please visit again